Silent Treatment adalah tindakan menghukum anak dengan mendiamkan anak, tidak berbicara kepada anak, dan mengabaikan kehadiran anak. Dengan harapan anak akan paham apa kesalahannya.
Anak pasti sering melakukan kesalahan, sebagai orang tua kita pasti kesal dan marah. Terkadang ingin menghukumnya, tapi tidak tega. Akhirnya kita justru melakukan Silent Treatment. Menghukum anak dengan cara Silent Treatment akan berdampak buruk bagi psikologis anak.
Bagi sebagai orang tua cara itu merupakan cara yang aman dan efektif karena anak tidak merasakan sakit dan orang tua tidak perlu repot memarahi anak. Meskipun tidak dianggap sebagai bentuk pelecehan secara fisik, perlakuan diam pada anak memiliki dampak yang serius terhadap perkembangan emosional dan psikologis mereka. Oleh karena itu sebisa mungkin untuk menghindari silent treatment pada anak.
Perlakuan diam atau “silent treatment” tidak hanya terjadi dalam hubungan dewasa, tetapi juga dapat memengaruhi hubungan antara orang tua dan anak.
Pada artikel ini akan mengeksplorasi dampak dari silent treatment pada anak dan strategi untuk menangani masalah ini dengan cara yang sehat dan mendukung.
Dampak Perlakuan Diam pada Anak
- Hubungan Orang Tua dan Anak menjadi Renggang: Ketika orang tua melakukan silent treatment hubungan keduanya akan menjadi renggang. Selain itu, jika dilakukan terus-menerus anak akan merasa tidak nyaman, menjauh, dan tidak mengandalkan orang tuanya lagi. Anak akan menjadi diam dan tumbuh sendirian. Hubungan yang tidak harmonis antara orang tua dan anak akan membuat keduanya menjadi tidak nyaman. Karena itu, mendiamkan anak bukanlah solusi untuk menghukum anak.
- Kesejahteraan Emosional: Anak yang diberi perlakuan diam oleh orang tua mereka dapat mengalami stres emosional yang signifikan. Mereka mungkin merasa tidak dicintai, tidak dihargai, atau bersalah tanpa alasan yang jelas.
- Pengembangan Hubungan yang Tidak Sehat: Perlakuan diam dapat merusak hubungan antara orang tua dan anak, menyebabkan ketidakpercayaan, kecemasan, dan jarak emosional yang berkembang antara keduanya.
- Gangguan Perilaku: Anak yang terus-menerus diberi perlakuan diam mungkin menunjukkan perilaku yang menyimpang, seperti agresi atau isolasi diri, sebagai respons terhadap kebingungan dan ketidakpastian mereka.
- Gangguan Pengembangan: Perlakuan diam dapat mengganggu perkembangan emosional dan sosial anak, menyebabkan kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain dan mengelola emosi mereka sendiri.
Penanganan Perlakuan Diam pada Anak
- Berbicara dengan Anak: Komunikasi terbuka dan jujur dengan anak sangat penting. Orang tua harus menjelaskan bahwa perlakuan diam bukanlah cara yang sehat untuk menyelesaikan masalah dan bahwa mereka selalu ada untuk mendengarkan dan mendukung.
- Memahami Perasaan Anak: Penting bagi orang tua untuk mencoba memahami perasaan anak mereka dan mengakui pengalaman mereka. Hal ini dapat membantu membangun koneksi emosional dan memperkuat hubungan.
- Membangun Keterbukaan: Membangun lingkungan yang terbuka dan mendukung di rumah dapat membantu mencegah perlakuan diam dan mempromosikan komunikasi yang sehat. Anak harus merasa aman untuk mengekspresikan perasaan mereka tanpa takut diabaikan.
- Model Perilaku yang Sehat: Orang tua harus menjadi contoh yang baik dalam cara mereka menangani konflik dan kesulitan. Menggunakan komunikasi yang terbuka, empati, dan pemecahan masalah yang konstruktif dapat membantu mengajarkan anak cara yang sehat untuk berinteraksi dengan orang lain.
- Memberikan Contoh yang Bisa Dipahami Anak: Anak-anak pasti mengikuti perilaku orang tuanya. Jika orang tua memiliki sifat pemarah, gemar memukul, pemalas, dan sebagainya, anak juga bisa tumbuh menjadi seperti itu. Karena itu, orang tua perlu menunjukkan sikap yang baik yang bisa dicontoh oleh anak. Berilah gambaran kepada anak tentang perilaku baik yang bisa dijadikan teladan.