Menangkap Makna Teks Diskusi
Perhatikan teks berikut.
Sebentar lagi Ramadhan tiba. Sealin puasa, ada yang ditunggu oelh anak-anak, yaitu petasan. Anak-anak, umumnya laki-laki, berkumpul dan menyalakan petasan, baik setelah sahur maupun salat tarawih.
Padahal petasan ini sangat meresahkan masyarakat, meskipun yang berdaya ledak rendah. Para orang tua merasa khawatir jika anak mereka bermain petasan karena dapat melukai tangan. Namun, pada kenyataannya, para pedagang tetap saja berjualan. Beragam petasan seperti petasan banting, kembang api, sampai petasan gangsing. Kepolisian tetap melakukan razia. Bahkan berdagang petasan jelas melanggar Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951.
Teks di atas adalah teks diskusi. Adapun tujuan dari teks ini adalah mengetengahkan suatu masalah atau isu untuk mecapai suatu kesimpulan. Pada teks di atas dibahas tentang petasan. Padahal petasan banyak menimbulkan kerugian. Selain suaranya yang meresahkan, masyarakat juga dapat melukai tangan bahkan mungkin kematian. Namun, ada juga pihak penjual yang menggantungkan nasibnya pada hasil penjualan petasan tersebut.
Menyusun Teks Diskusi
Dalam penyusunan teks diskusi memiliki ciri-ciri seperti berikut ini :
- Struktur terdiri atau isu, argumen yang mendukung, argumen yang menentang, dan simpulan atau saran.
- Memuat informasi yang bersifat informatif-argumentatif.
- Ciri kebahasaannya menggunakan kata hubung perlawanan, seperti tetapi atau sedangkan.
Secara umum, teks diskusi dapat ditulis dengan langkah-langkah berikut:
- Isu (paragraf pertama berupa penempatan masalah),
- Pendapat yang mendukung.
- Pendapat yang tidak mendukung, dan
- Kesimpulan
Teks diskusi pada umumnya bertujuan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang suatu masalah atau untuk memecahkan suatu masalah bersama-sama. Oleh karena itulah, teks diskusi harus memiliki dua pendapat yang berbeda agar pembicara memiliki dan memahami dua sudut pandang yang berbeda, lalu menyelesaikan atau mencari solusi dari suatu masalah.
Menelaah dan Merevisi Teks Diskusi
Menelaah dan merevisi teks disebut penyuntingan. Penyuntingan adalah memperbaiki karangan berdasarkan kaidah-kaidah yang benar meliputi ejaan (harus sesuai dengan EyD), tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf, sistematik penyajian, keterbacaan, dan kebenaran konsep.
Tujuan penyuntingan adalah menyiapkan suatu karangan agar lebih baik dan mengurangi kesalahan yang mungkin ada dalam karangan tersebut.
Perhatikan teks berikut.
Tenaga nukli dibangkitakan dengan menggunakan uranium yang merupakan sejenis logam yang bisa ditemukan di berbagai tempat di dunia. Stasiun nuklir sekala besar yang pertama dibuka di Calder Hall in Cumbria, Inggris pada tahun 1956. Nuklir memiliki beberapa keuntungan, biaya yang hampir seperti batubara, jadi tidak terlalu mahal, tidak menghasilkan asap atau karbondioksida, dan menghasilkan sedikit pembuangan.
Pada teks di atas terdapat beberapa kesalahan. Pertama, kata sekala yang merupakan kata tidak baku dan seharusnya diganti menjadi skala. Kedua, penggunaan tanda baca titik koma setelah kata keuntungan tidaklah tepat, seharusnya titik dua. Tanda baca titik dua dipakai di akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti rangkaian atau pemerian. “Nuklir memiliki beberapa keuntungan: biaya yang hampir seperti batubara, tidak menghasilkan asap atau karbon dioksida, dan menghasilkan sedikit pembuangan.”
Meringkas Teks Biografi
Meringkas berarti membuat penyajian menjadi lebih singkat dari karangan asli. Ringkasan harus tetao mempertahankan sudut pandang pengarang asli dan urutan isi. Meurut Gorys Keraf, ringkasan berguna untuk mengembangkan ekspresi serta penghematan kata. Cara membuat ringkasan teks biografi adalah sebagai berikut :
- Bacalah teks naskah asli.
- Catatlah gagasan utama tiap paragraf.
- Tulis kembali dengan kalimat-kalimat baru dan tetap dengan urutan isi yang asli.