Cryptocurrency telah lama dikaitkan dengan volatilitas ekstrem, di mana harga bisa melonjak tinggi satu hari dan jatuh ke titik terendah baru pada hari berikutnya. Volatilitas ini telah menghambat adopsi mainstream cryptocurrency untuk transaksi sehari-hari dan membuatnya kurang menarik sebagai penyimpan nilai.
Masuknya stablecoin – kelas cryptocurrency yang dirancang untuk memberikan stabilitas dan mengurangi volatilitas yang melekat dalam cryptocurrency tradisional seperti Bitcoin dan Ethereum. Stablecoins adalah salah satu jenis aset kripto yang punya nilai tetap antar waktu. Dengan kata lain, karakteristik tersebut berbeda dengan aset kripto lainnya yang punya nilai berfluktuatif. Hal ini bisa terjadi lantaran nilai Stablecoins selalu ditautkan dengan nilai aset lain, seperti mata uang fiat, portofolio mata uang (basket of currencies), atau komoditas.
Di samping itu, kehadiran Stablecoins juga dijaminkan oleh sebuah aset dasar (underlying asset) agar nilainya bisa stabil.
Stablecoin dipegang ke aset stabil seperti mata uang fiat (misalnya USD, EUR), komoditas (misalnya emas), atau cryptocurrency lainnya. Tujuannya adalah untuk mempertahankan nilai yang stabil, seringkali dengan rasio 1:1 dengan aset yang mendasarinya.
Awal Mula Munculnya Stablecoin
Konsep stablecoin muncul sebagai respons terhadap kebutuhan akan stabilitas di pasar cryptocurrency. Sementara Bitcoin dan cryptocurrency lainnya menawarkan desentralisasi dan ketahanan sensor, mereka kekurangan stabilitas yang diperlukan untuk adopsi luas sebagai media pertukaran dan penyimpan nilai.
Stablecoin pertama, Tether (USDT), diluncurkan pada tahun 2014 dengan janji untuk didukung 1:1 oleh dolar AS. Sejak itu, stablecoin telah berkembang pesat, dengan banyak proyek menawarkan varian mereka sendiri yang dipegang ke berbagai aset.
Jenis Stablecoin
Stablecoin dapat secara luas dikategorikan menjadi tiga jenis berdasarkan jaminan pokok mereka:
- Stablecoin yang Diabsahkan oleh Fiat: Jenis Stablecoins ini menggunakan cadangan mata uang fiat, atau aset setara kas, untuk mempertahankan nilainya. Hanya saja, Stablecoins tersebut memiliki sifat sentralisasi lantaran koin-koin ini diterbitkan dan dikelola oleh sebuah organisasi, seperti perusahaan, bank, dan bahkan pemerintah. Biasanya, penerbit Stablecoins menjaminkan cadangan Dolar AS miliknya demi menjaga kestabilan nilai Stablecoins satu ini. Posisi cadangan mata uang fiat yang dimiliki lembaga penerbit Stablecoins wajib menjalani proses audit oleh kantor akuntan publik (KAP) independen agar tercipta sistem tata kelola yang baik dan melindungi pemiliknya dari risiko finansial. Contohnya termasuk Tether (USDT), USD Coin (USDC), dan TrueUSD (TUSD).
- Stablecoin yang Diabsahkan oleh Cryptocurrency: Stablecoins jenis ini menggunakan penjaminan aset berupa aset kripto lainnya agar nilainya tetap, Namun, mengingat nilai aset kripto yang lebih bergejolak dibanding mata uang fiat, maka Stablecoins ini biasanya punya nilai cadangan yang lebih besar (overcollateralized) dibanding nilai Stablecoins sesungguhnya. Hal ini dimaksudkan agar nilai Stablecoins bisa tetap stabil di tengah kondisi pasar kripto yang bergejolak. Meskipun mereka menawarkan desentralisasi, mereka rentan terhadap volatilitas dalam aset jaminan. Contoh termasuk DAI (diabsahkan oleh Ethereum) dan sUSD (diabsahkan oleh Synthetix Network Token).
- Stablecoin yang Diabsahkan oleh Komoditas: Berbeda dengan Stablecoins berbasis mata uang fiat, Stablecoins tipe ini memungkinkan penggunanya untuk menukar keping-keping koin tersebut dengan emas atau aset berharga lainnya. Meskipun kurang umum, mereka menawarkan stabilitas melalui aset dunia nyata. Nilai Stablecoins terkadang tidak harus ditautkan dengan mata uang fiat semata. Karena, terdapat beberapa Stablecoins yang mendasarkan nilainya dengan komoditas, misalnya DigixDAO dan Pax Gold yang menggunakan emas dan indeks emas sebagai underlying asset-nya.
Tantangan Regulasi dan Pertimbangan
Meskipun potensi manfaatnya, stablecoin menghadapi pengawasan regulasi dan tantangan, terutama mengenai kepatuhan terhadap peraturan anti pencucian uang (AML) dan kenal-diri Anda (KYC). Klarifikasi regulasi penting untuk membangun kepercayaan dan adopsi luas stablecoin.
Stablecoin mewakili inovasi penting dalam ruang cryptocurrency, menawarkan stabilitas dan kegunaan di pasar yang dikenal dengan volatilitasnya. Saat permintaan akan stablecoin terus berkembang, kejelasan regulasi, transparansi, dan keamanan akan sangat penting untuk memastikan keberlangsungan dan adopsi jangka panjang mereka. Dengan infrastruktur dan tata kelola yang tepat, stablecoin memiliki potensi untuk merevolusi keuangan global dan mempercepat adopsi mainstream cryptocurrency.