Memahami Teks Moral (Fabel)

by
Memahami Teks Moral (Fabel)
Sumber: naeyc.org

Memahami Ciri Teks Moral/Fabel

Perhatikan teks berikut.

Merpati, Ayam, dan Musang

Konon, di tepi desa yang dami dan sejuk, ada sebuah air mancur yang amat indah, selain tempatnya memang asri, tempat itu juga gemah ripah loh jinawi. Begitulah yang sering diceritakan para dalang dalam serial pewayangan.

Ditempat itu, juga hidup sepasang merpati yang amat rukun sedang membuat rumah. Keduanya amat rukun karena yakin bahwa setelah rumahnya jadi, mereka akan segera menempatinya dengan tenang. Mereka senang dapat memperoleh tempat tinggal yang layak, aman, tentram, dan damai. Mereka pun yakin bahwa nantinya akan hadir anak merpati yang sehat.

Oleh karena itu, mereka berdua rajin membuat rumah. Kerja semakin ditingkatkan menjadi kerja keras tak kenal lelah. Rumah sepasang merpati itu pun jadi sangat indah. Hal ini membuat iri banyak hewan lain yang tidak memiliki rumah seindah itu.

Dari sekian jeni hewan yang iri melihat rumah sang merpati, sepasang ayamlah yang paling iri melihat keindahan rumah merpati. “Jago, aku ingin mempunyai rumah seindah rumah merpati itu. Marilah kita tempati saja rumah elok permai itu, kita rebut saja. Bukankah tubuhmu lebih kuat, paruhmu lebih kokoh dan kaki-kakimu mampu mengalahkan merpati?” bujuk ayam betina.

Ayam jago pun terbujuk dan langsung menyambutnya dengan anggukan sombong sambil berkokok penuh kuasa.

Kedua ayam itu pun segera menempati rumah sang merpati ketika pasangan merpati pergi mencari makan. Kedua ayam tentu saja lebih besar dan memorak-porandakan rumah sepasang merpati yang indah itu. Tidak hanya itu, sepasang ayam itu dengan rakus menghabiskan semua makanan yang terdapat di rumah itu.

Waktu senja, pasangan merpati kembali ke rumahnya, mereka sangat terkejut melihat sepasang ayam telah menghancurkan rumah yang dibangun dengan kerja keras itu.

Tidak mempedulikan tubuhnya yang lebih kecil, sang merpati jantan pun menuntut keadilan dari ayam. Namun, ayam jantan langsung menyerang merpati. Perkelahian sengit pun terjadi. Merpati tentu saja terdesak. Di ambang kekalahan merpati, tiba-tiba datang seekor musang. Tanpa aba-aba, musang langsung saja memangsa kedua ayam serakah itu. Pasangan merpati pun selamat.

“Terima kasih, Pak Musang,” kata merpati penuh syukur. “kedua ayam itu memang keterlaluan dan mereka telah menerima ganjarannya,” sahut musang.

Pasangan merpati pun membangun rumah mereka kembali. Kali ini tidak ada lagi yang berani menganggu mereka.

 

Teks cerita moral salah satunya adalah fabel, seperti contoh teks tersebut. Teks ini disebut fabel karena teks tersebut menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya diperankan oleh hewan. Fabel termasuk teks cerita moral karena dalam fabel terkandung nilai-nilai luhur berupa pendidikan moral, akhlak dan budi pekerti. Fabel sering digunakan sebagai cerita dalam rangka mendidik masyarakat. Dalam contoh fabel tersebut nilai moral yang diajarkan adalah jangan serakah serta saling menolong. Hal inilah yang menjadi ciri utama teks cerita moral/fabel.

 

Membedakan Teks Cerita Moral/Fabel dengan Jenis Teks Lainnya.

Perhatikan teks berikut.

Teks 1

Ketika menjelang tidur malam, Kusmantoro dan Kusmantari resah. Keduanya memikirkan pesan Panembahan. Apakah mereka harus berterus terang kalau mereka adalah Pangeran Aji Lesmana dan Putri Rauna? Jika tidak berteru terang, berarti mereka berbohong, tidak jujur. Padahal kuntum melati hanya berkhasiat bila disertai dengan kejujuran.

Akhirnya, pagi-pagi sekali mereka menghadap Penambahan. “Kami berdua meminta maaf, Panembahan, kami bersalah karena tidak jujur kepada Panembahan selama ini.”

Saya mengerti, anak-anakku. Saya sudah tahu kalian berdua adalah Pangeran Aji Lesmana dan Putri Rauna. Pulanglah, Ayah Bundamu menunggu di istana.”

Setelah mohon pamit dan doa restu. Pageran Aji Lesmana dan Puteri Rauna berangkat menuju ke istana. Setibanya di istana, ternyata Ayah Bunda mereka sedang sakit. Mereka segera memeluk kedua orang tua mereka yang berbaring lemah itu.

Teks 2

Selesai menyiapkan kelas, pelajaran pun dimulai, pelajaran pertama matematika. ”Anak-anak keluarkan LKS matematika halaman 22, kerjakan latihan 1 dan 2, “kata Bu Fasya.

“Baik, buu!” seru beberapa murid.

“Aduh, aku tidak mengerti soal ini,“ keluh mimi.

“Sudah, coba saja kerjakan dulu,” Fatimah, teman di sebelah, Mimi menyemangati, “Nanti aku bantu.”

 

Kedua teks tersebut bukanlah teks cerita fabel. Teks 1 merupakan teks cerita moral juga, tetapi bukan fabel karena pelaku atau tokoh dalam cerita tersebut bukan hewan. Sementara itu, teks 2 merupakan cerpen remaja.

Mengklasifikasi Teks Cerita Moral/Fabel

 Kamu tentu sudah membaca contoh teks cerita moral berupa fabel. Kamu juga telah mengetahui contoh teks cerita moral berupa fabel. Sekarang, kita akan mengklasifikasikan fabel menurut ciri-ciri dan strukturnya, berikut adalah ciri-ciri fabel.

  1. Tokoh hewannya.
  2. Hewan yang sebagai tokoh utama dapat berpikir, berbicara, dan bertingkah laku seperti manusia.
  3. Menunjukkan penggambaran mora, karakter manusia, dan kritik tentang kehidupan.
  4. Menggunakan latar alam.
  5. Menggunakan pilihan kata yang mudah.
  6. Penceritaan yang pendek dan langsung ke pokok persoalan.

Adapun struktur tek fabel adalah:

  1. Judul,
  2. Perkenalan, memperkenalkan siapa para pelaku, yang dialami pelaku, dan dimana terjadinya suatu peristiwa,
  3. Komplikasi, munculnya konflik,
  4. Klimaks, konflik mengalami puncak,
  5. Penyelesaian, konflik menemukan penyelesaian, dan
  6. Amanat/pesan moral (tersirat/tersurat).

Pada bagian sebelumnya, terdapat cerita moral biasa yang tokohnya manusia. Ada pula teks cerita moral yang berupa fabel dengan tokoh binatang. Jadi, penggolongan teks cerita moral pada dasarnya dibedakan menurut tokohnya. Adapun teks fabel dapat diklasifikasikan berdasarkan tema atau amanatnya. Sebagai contoh, ada teks fabel yang bertemakan kejujuran, ada pula yang bertemakan gotong royong.

Mengidentifikasi Kekurangan Teks Cerita Moral/Fabel

Mengidentifikasi kekurangan teks fabel dapat dilakukan dengan menilai apakah fabel tersebut sudah memenuhi kriteria sebagai teks dabel. Kriteria yang digunakan adalah dengan melihat isi dan penggunaan bahasa.

  1. Apakah isinya sudah sesuai dengan ciri-ciri teks fabel?
  2. Apakah penggunaan bahasa sudah sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *