“Pas aku bilang mau ambil jurusan psikologi, Ibu aku nanya, psikologi ntar ngapain? Jadi apa?” cerita Agustin Ramli, peresenter TV sekaligus founder Ant Charity. Agustin saat itu lagi jadi bintang tamu di acara launching buku #Antisalahjurusan (25/2) karya Monic Christian, founder Tes Bakat Indonesia. “Untungnya, karena Mamaku tau aku suka, jadi dia ngebolehin aja.”
Di acara yang sama, Gogirl! juga dapet kesempatan bincang-bincang sama penyanyi Alena Wu dan Eshter Damanik, Ketua Mushawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) Jabodetabek. Alena Wu bercerita, dia kuliah di jurusan Hubungan Masyarakat, nggak sejalan sama kariernya sekarang sebagai seorang penyanyi. Tapi, sebenernya ilmu yang dia pelajarin selama kuliah nggak ada yang sia-sia. Alena tetep bisa manfaatin ilmu komunikasi efektif dengan orang banyak dan personal branding buat kariernya yang sekarang.
Tau nggak sih? Kebingungan mencari jurusan nggak seharusnya baru kita rasain pas udah jadi angkatan akhir Sekolah Menengah Atas (SMA). Pas masih duduk di akhir bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), seharusnya kita udah mulai mikirin minat jurusan di SMA: IPA, IPS, atau Bahasa. Menurut Eshter Damanik, nentuin jurusan berdasarkan minat harus udah dilakuin sejak kelas 8 SMP. Sayang banget kalo ternyata setelah 3 taun sekolah, kita ngerasa salah jurusan dan akhirnya lebih milih buat lintas jurusan di kuliah. Lebih sayang lagi kalo pada akhirnya kita juga membuang waktu 4 tahun kuliah gara-gara selama menjalaninya kita selalu merasa ‘salah tempat’. Kalo udah gini, apa kita rela menjalani karier di bidang yang nggak kita suka?
Nah, dalam milih jurusan, Monic Christian merangkum rumus 3P biar kita nggak salah arah di masa depan: potential, passion, dan personality.
1. POTENTIAL
Setiap orang punya potensi atau bakat yang dia bawa sejak lahir. Sampai kapan pun, bakat itu cuma akan berubah tapi nggak bakalan ilang. Perubahan bakat seseorang bisa keliatan kalau bakat tersebut terus diasah. Kalau nggak, bakat cuma akan menjadi bakat karena kemampuan kita nggak kunjung bertambah. Tiap orang bisa punya lebih dari satu bakat, tapi pasti bakal punya minimal satu bakat yang dia bawa sejak lahir. Pas kita masih anak-anak, kita tentu belum tau bakat apa yang kita milikin. Di masa ini, kita bisa melihat bakat dari 4 komponen intelegensi, kemampuan verbal, kemampuan numerik, kemampuan figural dan spasial, juga daya ingat. Seiring beranjak remaja, kita pasti udah merasa punya bakat yang spesifik kayak bicara, menulis, menyanyi, menggambar, dan sebagainya.
2. PASSION
Passion bisa diartikan sebagai minat kita terhadap sesuatu hal. Passion seseorang biasanya sejalan sama potensi yang dia miliki. Cuma, passion ini seringkali berubah seiring berjalannya waktu dan pengaruh lingkungan. Meskipun berubah, potensi seseorang bakal tetep jadi benang merah dari serangkaian perubahan passion yang dia alamin dalam hidupnya. Sebagai contoh, bayangin kita punya potensi verbal. Sewaktu remaja, kita suka banget tugas-tugas menulis di pelajaran bahasa. Kita bahkan pernah bermimpi jadi penulis atau editor yang kerja di perusahaan penerbitan. Ternyata, seiring bertambahnya umur, minat dan impian kita berubah jadi seorang presenter TV dan news anchor.
3. PERSONALITY
Personality atau kepribadian adalah komponen lain yang nggak kalah penting dan harus kita perhatiin saat milih jurusan. Bisa aja kita merasa bakat dan passion kita udah sejalan, tapi ternyata karakter kita nggak cocok sama jurusan yang kita pilih. Personality ini ke depannya bakal ngaruh banget ke perjalanan karier kita. Soalnya, tiap profesi pasti membutuhkan orang dengan karakter-karakter tertentu. Contohnya, profesi public relations membutuhkan orang yang easy going dan pintar bersosialisasi sama banyak orang, sementara profesi jurnalis membutuhkan orang yang mampu bekerja di bawah tekanan.
GABUNGAN KETIGANYA = PILIHAN KARIER KITA
Ngomongin jurusan kuliah berarti ngomongin juga karier kita di masa depan. Emang sih, bisa aja karier yang kita pilih nggak sejalan sama jurusan yang kita jalanin semasa kuliah. Tapi, alangkah lebih baik kalo kita nggak buang-buang waktu dengan sekolah di jurusan yang nggak tepat atau kuliah di jurusan yang salah. Kalo udah terlanjur melewati dua fase ini, tentu bakal lebih susah lagi buat kita mencari karier yang tepat begitu lulus kuliah nanti. Jadi, ketika milih jurusan atau milih karier, jangan lupa pertimbangin rumus 3P yang udah disebutin tadi. Kolaborasi ketiganya udah cukup buat memetakan jurusan dan karier apa yang cocok buat kita tekunin.
Source: Christian, Monic. 2017. Anti Salah Jurusan. Jakarta: Grasindo.